Wednesday, May 28, 2014

The Ice Chapter 35

Author's Note: 
HAI! SORRY BARU MUNCUL LAGI;3 Author kece ini baru beres dari bertapa hahay. 
Maaf lama banget ngga update ya. kemaren itu ngestuck banget terus kuota modem abis hahaha-_- 
Chapter ini ngga jelas. Sumpah ngga jelas banget. Gue masih rada-rada ngestuck. jadi ini chapter ancur pake banget. 
Udah ah, banyak banget gue ngomong. Ya inilah chapter terabsurd di The Ice.
Happy reading!
---------------------------------------------------------------------------------------
Gue sama Vander jadian.
Gue sama Vander akhirnya resmi jadian.
Ini mimpi bukan sih?
“Crystalvania, lu mikirin apaan sih?” Vander mencubit pipi gue.
“Ngga mikir apa-apa. Mau sampe kapan kita di sini?” kata gue sambil menggosok-gosokkan kedua tangan gue.
Gila. Dingin banget. Mana dress gue kebuka gini lagi.
Sumpah, gue ngga ngekode!
Tiba-tiba gue ngerasa bagian punggung gue yang tadinya kebuka jadi ketutup dan gue ngerasa lebih anget.
“Makanya, udah tau acara malem gini ngga usah macem-macem make dress kebuka kayak gitu,” Vander merangkul gue dan sekarang gue makin ngerasa lebih anget.
“Yeh, yang namanya dress buat pesta gini tuh pasti rata-rata kebuka. Ini aja gue nyari yang paling ketutup”
Vander mengacak rambut gue. “Pulang yuk, udah malem”
Gue mengangguk. Vander menggandeng tangan gue dan kita masuk ke dalam mobil dia.
What a wonderful birthday!
***
Setelah pesta kenaikan kelas, kita dikasih libur 2 minggu. Sekarang gue udah masuk sekolah dan jadi anak kelas 11.
Gue kelas 11 IPA-1, Vander 11 IPA-2. Ngga sekelas tapi kelasnya sebelahan haha.
Gue ngga sekelas lagi sama Della, Della masuk kelas 11 IPA-2. Dia sekelas sama Vander. Fian, masuk kelas 11 IPA-1, sama kayak gue.
Sebuah kebetulan yang sangat aneh.
Pagi ini, gue berangkat ke sekolah bareng Vander. Kita berangkat lebih pagi gara-gara gue, selaku anggota OSIS harus ngemos anak-anak baru.
“Morning, Stal. Buruan masuk, ntar telat” Vander membukakan pintu mobil buat gue. Gue segera masuk.
“Udah siap buat ngemos, Stal?” kata Vander sambil tetep fokus ke jalanan.
“Udah kok” kata gue sambil natap pemandangan di luar.
“Arfa jadi masuk semester ini?”
Gue mengangguk. Vander kok keliatannya biasa ajasih waktu nanya soal itu? Bukannya waktu itu dia ngga suka gue deket-deket sama Arfa?
“Lu pasti bingung kenapa gue biasa aja?” Vander terkekeh. “Gue cuma mau ngasih kebebasan buat lu. Gue ngga mau lu malah jadi ngerasa ngga bebas gara-gara jadi pacar gue. Lu boleh jalan atau deket sama temen cowok lu, asal jangan lewat batas”
Waw. Gue ngga nyangka Vander pikirannya dewasa banget.
“Udah nyampe nih. Sana ke ruang osis, gue tau bakal ada briefing buat hari ini. Ntar pas istirahat gue tunggu di kantin ya”
Gue mengangguk. Vander masuk menuju koridor kelas 11 dan gue berjalan ke ruang osis.
Baru jalan 5 langkah, seseorang menepuk pundak gue. Gue memutar badan dan mendapati Arfa lagi senyum ke arah gue.
“Hai Crystal. Long time no see, ya” kata dia sambil terkekeh.
“Hai juga, Fa. Iya lama udah ngga ketemu. Btw, welcome to NIS ya”
Arfa mengangguk. “Lu osis, Crys?”
Gue mengangguk. “Kenapa?”
Dia memanggil seseorang. Cewek, cantik pake banget, matanya warna coklat dan rambutnya panjang sebahu. “Ini adek gue, dia baru masuk sini. Jangan galak-galak ya ngemosnya”
Gue ketawa dan mengulurkan tangan kepada cewek itu. “Hai, gue Crystalvania Benita tapi biasa dipanggil Crystal. Kelas 11 IPA-1, anggota Osis. Salam kenal”
Cewek itu tersenyum. “Laura Anabelle, biasa dipanggil Laura. Salam kenal, kak”
Gue merangkulnya. “Yuk ikut gue ke lapangan. Habis ini ada pengarahan dulu,” gue menatap Arfa. “Fa, lu kelas berapa?”
“11 IPA-1. Sekelas sama lu”
Gue cuma bisa senyum. “Yaudah gue bawa adek lu ya. Ntar kalo ada guru, bilangin aja gue panitia mos. Bye, Fa!”
Gue pun jalan ke lapangan bareng Laura. Sampe lapangan, Laura pamit dan memutuskan bergabung bersama teman-temannya. Gue berjalan ke arah tempat berkumpulnya panitia.
“Hari ini kegiatannya apaan, Stal?” Liana, salah satu dari anggota osis menghampiri gue.
Gue ketua panitia MOS tahun ini, FYI aja.
“Hari ini pembagian kelompok dan mentor, terus ntar ada ajang penampilan bakat gitu. Cuma itu aja sih kegiatannya”
Liana mengangguk lalu pergi dari hadapan gue. Della (dia anggota osis juga) dateng sambil bawa beberapa gulungan kertas.
“Itu apaan, Del?” gue nunjuk gulungan kertas yang dia bawa.
Della melihat gulungan kertas itu. “Oh ini. Ini daftar nama anak yang bakal kita MOS yang udah dikelompokin. Lu kebagian mentorin kelompok Bulan sama gue dan Liana. Nih daftar nama anak di kelompok kita. Lu yang megang ya, soalnya kan lu ketua kelompok kita,” kata Della sambil memberikan gulungan kertas berwarna kuning. “Gue lanjut ngasih ini ke yang lain ya. Lu kumpulin anak-anak ya. Bye”
Gue buka gulungan kertas itu. Laura Anabelle, Mellody Anastasya, Afrial Bernardi, Althory Nugraha.
Wah, gue jadi mentornya si Laura. Setidaknya gue udah kenal salah satu dari mereka.
Gue langsung ngambil speaker dan manggilin anak-anak tadi. Ngga lama, empat anak udah berdiri depan gue.
“Hai! Gue Crystal, mentor kalian. Gue mau kenal kalian ya, jadi ntar yang namanya gue panggil langsung maju terus ngasih tau nama panggilannya. Oke?”
Mereka semua mengangguk. Gila, NIS bakalan tambah tenar gini caranya. Cewek-ceweknya pada kece, cowok-cowoknya juga.
Wah kayaknya most wanted girl sama guy bukan di gue sama Vander lagi deh.
Oke. Serius. Back to topic.
“Laura Anabelle?”
Laura maju dan tersenyum ke gue. “Gue Laura Anabelle, panggil Laura aja”
Gue cuma ngangguk-ngangguk ngga jelas. Kan gue udah kenal sama dia. Jadi ngga perlu respon berlebihan kan? “Mellody Anastasya?”
Seorang cewek dengan kacamata dan rambut hitam yang dikuncir kuda maju. “Gue Mellody Anastasya, panggil Mellody aja”
Gue tersenyum. Mellody kembali ke tempatnya tapi sebelumnya dia senyum balik ke gue. “Afrial Bernardi?”
Seorang cowok dengan badan yang cukup tinggi maju. Lumayan kece lah. Eh salah.
“Gue Afrial Bernardi, biasanya dipanggil Rial”
Unik juga tuh namanya.
“Yang terakhir, Althory Nugraha”
Seorang cowok maju. Gila, kece banget ini cowok!
“Gue Althory Nugraha, panggilan gue? Rada aneh sih, Altho”
Gue menarik nafas. “Oke, jadi kita udah saling kenal ya. Di kelompok Bulan ini, kalian bakal dimentorin ngga cuma sama gue, tapi sama kedua kakak ini juga. Namanya Kak Liana dan Kak Della” gue menunjuk Della sama Liana yang tiba-tiba udah ada di samping gue.
“Gue Dellania, panggil Della aja”
“Kalo gue Liliana, panggil Liana juga udah cukup”
Mereka semua Cuma ngangguk-ngangguk.
“Kalian sekarang siapin diri buat nampilin bakat kalian ya. Gue mau kelompok ini menampilkan yang terbaik ya. Kalian boleh nampilin apa aja. Dance, nyanyi, main alat musik, ngelawak, drama, pokoknya apa aja. Tampilnya habis istirahat. Sekarang,” gue melihat jam yang ada di pergelangan tangan gue. “kalian boleh istirahat”
Mereka semua langsung bubar.
“Crys, kantin yuk. Fian sama Vander nunggu di kantin kan?”
Gue mengangguk. Gue sama Della jalan ke kantin.
Di kantin, gue udah ngeliat Vander lagi duduk sama Fian di meja pojok tempat favorit kita.
“Hai kakak osis. Gimana ngemosnya?” kata Vander waktu gue udah duduk di sebelah dia.
“Apaan sih. Seru sih. Anak-anaknya gampang diatur. Ngga ribet” kata gue sambil mainin handphone.
Vander cuma ngangguk-ngangguk. Della sama Fian malah mesra-mesraan dengan suap-suapan.
Alay amat yak.
“Ngeliatinnya gitu amat, Stal? Mau kayak gitu juga?” Vander menaikan sebelah alisnya dan tersenyum jahil.
Gue memutar bola mata. “Ngga!”
Vander cuma ketawa ngakak. “Lu beda banget dari cewek lain ya, Stal. Makin sayang jadinya”
BLUSH.
“Cie ngeblush! Masih aja ngeblush ya?” Vander menoel-noel pipi gue. Gue memutar bola mata.
Kenapa pipi ini ngga bisa diajak kompromi?!
“Crys, buru ke aula. Anak-anak kan mau tampil” Della menarik tangan gue. Gue pun berdiri dan langsung menuju aula.
Di aula, anak-anak udah pada ngumpul. Gue menghampiri kelompok gue sama Della.
“Kalian mau nampilin apa?”
“Gue nyanyi sambil main gitar, kak” kata Laura
“Kalo gue main piano” Mellody ngejawab sambil senyum
“Gue main gitar” Altho ngga mau kalah. Dia ikut-ikutan ngejawab.
“Gue main drum” kali ini Rial yang ngejawab.
Gue ngasih semangat ke mereka. Gue berjalan ke pojok aula bareng Della. Capek banget gue.
Satu per satu anak tampil. Mereka emang punya bakat dan kelebihan yang macem-macem. NIS jadi gudang anak berprestasi, nih.
“Semua anak udah tampil. Kali ini kakak kelas kalian mau tampil buat ngehibur nih. Kita sambut, Ivander dan Defiano!”
Gue sama Della langsung melotot denger ucapan dari MC itu. Dua orang itu mau ngapain lagi sih?
Alunan gitar mulai terdengar. Mereka berdua duet akustik mainin lagu Sempurna-Andra and The Backbone.
Gue masih cengo. Bener-bener muka gue ngga kobe banget.

Christianus Ivander, why are you so unexpected? 

Thursday, May 15, 2014

The Ice Chapter 34

Auhor's Note:
Chapter ini spesial pake banget didedikasiin buat @stfn_pspt sama @Adelhkml yang udah ngesupport cerita ini dari awal sampe chapter 34 ini. Much love for you both<3 
Chapter ini pendek pake banget karena ini cuma penjelas chapter sebelumnya. Lirik lagunya dibaca dengan sepenuh hati yak. 
Chek This Out!
---------------------------------------------------
Gue duduk dengan gitar gue dan siap buat tampil.
Jujur ya, ini emang udah jadi rencana gue buat ngekacangin Crystal dari tadi pagi. Ngga ngucapin happy birthday ke dia.
Crystal udah berdiri di depan panggung. Damn, she looks so beautiful.
Gue mulai memetik senar gitar dengan lembut dan mulai bernyanyi.
I remember what you wore on the first day
You came into my life and thought
Hey you know this could be something
Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I’m left with nothing
So maybe it’s true
That I can’t live without you
And maybe two is better than one
There’s so much time
To figure out the rest of my life
And you’ve already got me coming undone
And I’m thinking two is better than one
Gue menatap mata Crystal tepat di manik mata. Bisa gue liat, dia speechless.
I remember every look upon your face
The way you roll your eyes
The way you taste
You make it hard for breathing
Cause when I close my eyes and drift away
I think of you and everything’s okay
I’m finally now believing
That maybe it’s true
That I can’t live without you
And maybe two is better than one
There’s so much time
To figure out the rest of my life
And you’ve already got me coming undone
And I’m thinking two is better than one
I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought
Hey maybe it’s true
That I can’t live without you
Maybe two is better than one
There’s so much time
To figure out the rest of my life
And you’ve already got me coming undone
And I’m thinking
I can’t live without you
Cause baby two is better than one
There’s so much time
To figure out the rest of my life
But I’ll figure it out
When all is said and done
Two is better than one
Two is better than one
Gue menarik nafas setelah berhasil membawakan lagu itu tanpa kesalahan. Gue lalu maju dan berhadapan dengan Crystal.
“Van..,” Crystal menatap gue. Gue tersenyum.
“Liat ke atas, Stal”
Crystal nengok keatas dan kembang api pun mulai menghiasi langit. Bukan sembarang kembang api, kembang api itu bertuliskan happy birthday the ice girl.
Crystal menatap gue dengan binar di matanya. Bener-bener dia keliatan tambah cantik banget.
Gue menggenggam tangannya. “Ikut gue”
Crystal menurut. Dia berjalan mengikuti gue. Gue berjalan menuju taman belakang sekolah karena gue udah nyiapin kejutan lain buat dia.
“Stal, coba lu liat ke sana” kata gue sambil menunjuk ke arah lapangan basket.
Mata Crystal melebar saat melihat tulisan yang ada di lapangan itu.
I’m yours, but you’re not mine. So can I be yours?
Tulisan itu dibuat dengan tulisan glow in the dark. Crystal masih terpaku ditempatnya.
“Vander..,” dia menatap gue dengan tatapan bingung.
“Lu masih mau nanya maksudnya apa? Kan gue udah tulis di situ,” kata gue sambil mencubit kedua pipinya. “Tapi kalo lu mau gue ngomong langsung, oke gue bakal ngomong”
Gue mengambil bucket bunga tulip yang sengaja gue siapin untuk jaga-jaga. Tulip warna biru. Katanya sih tulip warna biru selain melambangkan kedamaian, tapi dia juga buat nyatain rasa sayang.
“I’m yours, but you’re not mine. So can I be yours?” kata gue sambil menyodorkan bucket tulip itu.
Crystal mengambil bucket itu. Dia menarik nafas, “Yes, you can.”
3 kata itu bisa bikin gue seneng pake banget. Gue mendekat dan memeluk Crystal.
“I love you,” gue membisikan kata-kata itu tepat di telinga Crystal.
“Love you too”

Now, it’s official.
-------------------------------------------------
Author's Note (lagi)
Akhirnya mereka official juga;'3 buat yang kemaren ngira Arfa bakal jadi penghalang hubungan mereka, jangan gitu. Arfa baik terus kece kok;3 
Mau tau judul lagunya? Judulnya Two Is Better Than One (Boys Like Girls ft. Taylor Swift)
Ah, yang ngarep sama Vander, patah hati ya. akhirnya Vander milih Crystal;') 

The Ice Chapter 33

Besok udah pesta kenaikan kelas aja ya. Padahal kayaknya baru kemaren gue jadi murid baru di NIS.
Kayaknya baru kemaren juga gue kenal Vander.
Kelima kunyuk itu udah pulang ke habitat masing-masing. Tinggalah gue di rumah sendirian karena emang Mama, Papa, Kak Alfe, dan Kak Freyna belum balik juga.
Gue boring. Gue bosen.
Apa bedanya boring sama bosen Crystal?
Gue menghempaskan badan ke kasur kesayangan gue. Membayangkan besok jadi hari yang paling indah.
Pertama, karena besok pesta kenaikan kelas.
Kedua, karena besok umur gue berkurang lagi.
Vander tau ngga ya kalo besok gue ulang tahun? Dia bakal ngucapin ngga ya? Apa jangan-jangan dia ngga tau lagi?
Hahaha. Jangan berharap terlalu tinggi, ntar kalo ngga kesampean, malah sakit. Berharap yang pendek dalam artian masih masuk akal aja kalo ngga kesampean pasti sakit. Apalagi kalo harapan tinggi.
Ngomong apasih gue.
Gue mikirin segala macem kemungkinan tentang besok.
Tiba-tiba gue keingetan sesuatu.
Besok, anak cowok disuruh make tux warna hitam, anak cewek disuruh make dress warna putih.
Okefix, gue ngga punya dress warna putih!
Gue segera ngambil handphone dan ngebbm Della.
Crystalvania Benita: Oy, temenin gue nyari dress yuk. Gue gapunya dress putih masa;(
Dellania Gheandhita: Astaga Crystal. Gue baru aja sampe rumah! Tapi, gue juga ngga punya dress putih sih. Yaudah nyari bareng yuk. Jemput gue di rumah oke.
Gue segera ganti baju dan mengambil tas kecil yang gue isi dengan dompet, powerbank, dan handphone. Gue turun ke bawah dan langsung ngambil kunci mobil and then, gue capcus rumah Della.
***
Udah hampir 1 jam gue muterin mall ini demi nyari dress buat besok. Della udah dapet dressnya. Di toko pertama tadi, dia langsung naksir 1 dress dan pas dicoba emang cocok buat dia.
“Crystalvania Benita, plis deh. Udah 1 jam kita muter-muter mall ini dan lu belum nemuin dress juga?!” Della berkacak pinggang di depan gue.
Gue mendengus. “Habisnya gaada yang cocok sih,” gue mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru mall hinga mat ague terkunci pada satu titik.
Sebuah dress putih selutut tanpa lengan dan bagian dadanya terdapat renda. Di pinggang sebelah kirinya ada pita yang membuat dress itu tampak begitu manis.
“Del, Del! Liat itu! Dressnya keren ya?” kata gue sambil menunjuk arah dress tadi.
Della mengangguk antusias. “Buruan ambil terus cobain. Capek nih udah 1 jam muter mall demi nyari dress lu!”
Akhirnya gue berjalan dengan semangat 45 menuju tempat dress itu. Gue coba, dan ternyata pas. Tanpa pikir panjang gue langsung ambil dress itu.
“Pulang nyok. Gue udah dapet dress nih,” kata gue sambil menarik tangan Della.
“Aelah, gausah make tarik-tarik berapa sih?” Della melepaskan pegangan gue dari tangannya. “Besok nyalon yuk?”
Gue mendengus. “Gue bukan tipe-tipe cewek yang kalo mau ada pesta itu nyalon seharian. Jadi gue ngga ikut”
Della ketawa ngakak. “Yaudah deh, yuk buru balik!”
***
Gue bangun jam 9. Kapan lagi coba gue bisa bangun lewat dari jam 7? Mumpung Mama sama Papa lagi ngga di rumah haha.
Gue mengecek handphone. Ternyata banyak banget notif dari bbm, twitter, ask.fm, line, whatsapp yang ngucapin selamat ulang tahun ke gue.
Gue ngebalesin satu-satu sampe jari gue pegel. Gils, banyak banget!
Tapi, kok Vander ngga ngucapin ya?
Gue suntuk banget. Akhirnya gue ke balkon cuma buat nyantai doang.
“CRYSTALVANIA! HAPPY BIRTHDAY YA!!” terdengar suara teriakan dari rumah sebrang. Claudi ternyata yang teriak.
Gue ngga mood buat teriak. Gue milih buat ngebales ucapan Claudi lewat bbm.
Sampe jam 1an, kerjaan gue cuma tidur-tiduran di kasur, duduk di balkon, mandi, tiduran di kasur, main handphone, tiduran lagi, duduk di balkon.
Sumpah gaada kerjaan banget!
Pesta kenaikan kelas mulai jam 7. Sekarang masih jam 1, masih 6 jam menuju pesta itu.
Ah, gue jalan ke taman aja kali ya?
Akhirnya gue jalan menuju taman. Ngga minat buat naik mobil. Taman lagi sepi, gue duduk di salah satu bangku taman.
“Mau eskrim?” tiba-tiba seseorang duduk di sebalah gue.
“Arfa? Lu disini juga?”
Arfa mengangguk. “Sendirian aja?”
Gue mengangguk, “Lu?”
“Iya. Nih eskrim buat lu. Mau ngga?”
Gue senyum dan ngambil eskrim itu dari tangan Arfa.
“Jalan yuk, Crys?”
“Ke mana?”
“Nonton. Ada film baru kayaknya”
Gue mengangguk. Arfa dan gue berjalan berdampingan. Sesekali kita ngobrol dengan topik-topik ringan.
“Ngga kerasa, bentar lagi lu satu sekolahan ya sama gue?”
“Iya. Ngga nyangka juga kalo gue bakal satu sekolah sama cewek kayak lu”
Gue senyum ngedenger jawaban Arfa.
Arfa sudah memesankan 2 buah tiket. Gue sama Arfa jalan masuk ke dalam studionya.
2 jam berlalu, nothing special terjadi di dalam. Udah jam 5 dan gue harus siap-siap buat pesta ntar malem.
“Fa, anterin gue balik sekarang yuk. Jam 7 gue ada acara,” kata gue saat kita lagi muter-muter.
Arfa mengeryitkan dahi. “Acara apaan?”
“Pesta kenaikan kelas gitu. Tiap tahun di NIS ada pesta kenaikan kelas. Ngga cuma prom”
Arfa mengangguk-ngangguk. “Ayo deh”
Beres dianter Arfa, gue langsung mandi dan mengeringkan rambut wavy gue. Della tadi bilang kalo dia mau kesini buat jemput gue dan dandanin gue.
Errh, gue ngga bisa make up. Jadi tiap ada acara gini pasti Della atau Kak Freyna yang ngedandanin.
“Happy birthday Crystal sayang. All the best for you,” kata Della waktu dia sampe di rumah gue. Dia memeluk gue.
“Aw, thanks Della sayang. Yuk buru masuk. Udah jam 6 nih”
Della pun mengikuti gue jalan ke kamar.
“Jangan menor-menor. Gue ngga mau jadi badut pancoran, Del”
Della menjitak gue. “Ngga lah. Ngga mungkin gue ngebuat lu jadi badut pancoran. Gue bakal buat lu jadi pusat perhatian gara-gara penampilan lu!”
Gue cuma bisa diem dan pasrah saat Della bermain dengan alat make upnya. Sesakli gue disuruh merem melek dan gue nurut-nurut aja.
Rambut gue juga dia yang nata. Poni gue diblow dan dijepit di atas. Karena rambut gue udah wavy, Della ngga perlu ngecurly rambut gue.
“You look fabulous!” Della berdecak kagum melihat gue. “Ayo berangkat sekarang!”
Gue mengambil high heels Kak Freyna yang warna putih. Gue kan ngga punya high heels, punyanya flatshoes hahaha.
***
Pesta kenaikan kelas ini didesain sangat simple tapi menawan. Tiap ada yang masuk, langsung difoto oleh seorang fotografer. Katanya buat kenang-kenangan.
Baru setengah jam mulai, gue udah risih. Della udah ilang gatau kemana. Paling sama Fian.
Vander ngga keliatan batang hidungnya sama sekali.
Tiba-tiba lampu mati. Semua udah heboh sana sini. Di ruangan ini jadi gelap gulita.
Argh. Damn. I hate this situation.
Keringat dingin mulai muncul, jantung gue udah berdebar-debar, buat nafas gue udah susah banget. Kalo lampu ini ngga hidup bentar lagi, fix phobia gue kambuh.
Tiba-tiba lampu kecil mengarah pada panggung. Ada seseorang di sana. Dia duduk sambil memegang gitar dan dia menunduk.
Gue fokus ngeliatin orang itu. Karena cuma di tempat dia gue bisa ngeliat cahaya.
“Crystalvania Benita, happy birthday. All the best for you. This song, is dedicated to you. Hope you like the song”
Semua orang memberi jalan agar gue dapat lewat dan mendekati panggung.
Kini gue udah berdiri tepat di depan panggung. Ketika gue ngeliat mata orang itu, gue langsung tau siapa dia.

Oh God..

The Ice Chapter 32

Sumpah ya, seharian ini gue kayak ngegombalin Crystal terus. Padahal ngga, semua itu tulus dari hati.
“Gombal banget sih, Van. Basi tau ngga”
“Tidur gih, Stal. Pasti lu capek kan?” kata gue berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
“Ntar kalo gue tidur, lu sama siapa terus mau ngapain?”
Gue terkekeh. “Gue coba buat tidur. Udah gih sana tidur”
Crystal akhirnya berjalan menuju tempat tidurnya. Gue pun beranjak keluar dari kamar Crystal karena takut dikira macem-macem.
Lagian gue ngehargain dia sebagai cewek. Ngga mungkin gue stay terus di kamar dia.
Gue berjalan menuju ruang keluarga Crystal. Di sana banyak banget foto-foto Crystal, Kak Freyna, sama Kak Alfen waktu masih kecil.
Gue terpaku disatu foto. Foto Crystal waktu masih kecil. Lucu banget. Tapi, kok rambutnya warna coklat terang ya? Setau gue rambut Crystal kan warna hitam kecoklatan.
Iseng, gue ambil foto itu dan gue simpen di dompet gue. Dikira penguntit? Bodo amat. Yang penting gue dapet foto Crystal waktu kecil!
***
Gue ngga sadar kalo tadi itu gue jalan ke arah kamar yang bakal gue tempatin disini terus tidur. Rasanya udah lama banget gue tidur.
Gue ngelirik jam yang ada di atas lemari. Jam 7 malem.
Gila, gue tidur lama juga ya?
Akhirnya, gue milih buat mandi dulu terus keluar kamar.
Di luar, terlihat lagi pada sibuk buat nonton film. Crystal lagi di dapur nyiapin popcorn buat movie marathon. Gue pun nyamperin Crystal.
“Hai, Stal,” gue berdiri tepat di belakang dia. Tubuh dia menegang sesaat. Tiba-tiba dia membalikan badannya dan menatap gue tajam.
“Ngga ngagetin berapa sih?”
Gue ketawa dan membantu dia membawa popcorn ke ruang TV.
“Eh Vander udah beres bobo imutnya?” Fian menyeringai ke gue. Gue memutar bola mata.
“Jadinya mau nonton apa?” Crystal duduk di salah satu sofa, gue juga duduk di sebelah dia.
“Insidious. Terus lanjut Insidious 2. Lanjut lagi The Conjuring,” Jeremy ngejawab sambil menyeringai.
Bisa gue rasakan Crystal menegang. “Bisa diganti ngga filmnya?” dia ngomong dengan nada bergetar.
“Lu takut film horror, Stal?”
Dia mengangguk lemah.
“Tenang, ada gue di sini,” kata gue sambil ngerangkul dia.
“UHUK! GUE KESELEK BIJI DUREN NIH!” Claudi teriak sambil megangin tenggorokannya.
Idih alay.
“GUE KESELEK BIJI MANGGIS, DI!” Della kali ini ikutan teriak.
Gue kira Della itu orangnya kalem, ternyata. Don’t judge a book by their cover.
“Udah deh. Buruan mulai filmnya!” Jeremy sekarang malah sewot gara-gara filmnya ngga mulai-mulai.
Awal-awalnya, semua masih pada fokus dan bilang filmnya ngga seru.
Nyampe tengah-tengah, muka mereka mulai pada pucet.
Film selesai. Crystal masih anteng aja dirangkul gue. Kepalanya malah sekarang nyender di bahu gue.
“Gue.. Gue ngga mau lanjut ke Insidious 2. Udahan ah. Takut gabisa tidur gue,” Claudi ngomong sambil memeluk kedua lututnya.
“Iya, gue juga ngga mau lagi. Takut gue,” Della kali ini yang ngomong.
HAHA. Tadi padahal mereka yang paling semangat buat nonton film ini.
“Eh itu Crystal kenapa ngga ngomong daritadi? Dia ngga mati ketakutan kan?” gue menjitak Fian. Ngomong seenaknya aja nih bocah.
Eh iya juga ya. Crystal kenapa daritadi diem aja?
Gue menyelipkan rambut Crystal ke belakang telinganya agar wajah Crystal kelihatan.
Coba tebak apa yang terjadi sama Crystal?
Dia tidur. Yaps. Dia tidur.
Saat orang lain ketakutan, dia malah tidur.
“Eh nih bocah malah tidur,” Della menyentil kening Crystal. Crystal cuma menggumam ngga jelas.
“Dia capek berat kayaknya. Bawa ke kamarnya aja, Van” Claudi nyuruh gue. Pinter. Sejak kapan adik jadi nyuruh kakaknya?!
Tapi, akhirnya gue ngegendong Crystal ala bridal dan ngebawa ke kamarnya. Gue meletakkan Crystal di kasurnya dengan perlahan takut dia kebangun. Gue menarik selimut sehingga tubuh Crystal ngga kedinginan.
Gue mengelus rambutnya. “Nice dream, Stal”
***
Gue kebangun gara-gara di luar heboh banget.
Bisa ngga sih bocah-bocah itu diem sebentar? Padahal ini kan lagi di rumah Crystal!
Akhirnya gue keluar kamar dan langsung menuju ruang tamu. Mereka lagi pada kumpul di sana.
“Ada apaan sih?” kata gue sambil duduk di sebelah Crystal.
“Ini, ada undangan dari sekolah buat pesta kenaikan kelas besok. Anak kelas 10 diwajibin dateng semua. Jadi, acara nginep kita beres hari ini,” Fian menjelaskan panjang lebar.
Gue ngangguk-ngangguk ngga jelas. Besok pesta kenaikan kelas. Udah jadi tradisi di NIS tiap tahun itu ada pesta kenaikan. Cuma ntar pas udah kelas 12 berubah jadi pesta perpisahan alias prom.
Besok. Tunggu? Besok?

Besok ulang tahun Crystal dan gue punya suatu kejutan untuknya!
-------------------------------------------------------------------
Author's Note:
hayo. besok Crystal ulang tahun. Vander mau ngasih apaan hayo? 
Mau liat foto Crystal waktu kecil ngga? Nih:3 
UNYU KAN YAAA?;3