Gue
memutar badan gue di depan cermin untuk yang kesepuluh kalinya. Kak Freyna sama
Mama yang ngeliat sampe geleng-geleng ngeliat kelakuan gue.
Hey,
I just wanna have a perfect outfit!
“Crystalvania
Benita! Lu udah canti, banget malah. Gue yakin Vander bakal terpeson sama lu,”
Kak Freyna memutar bola matanya.
“Kamu
udah cantik, Istal. Sana turun, Vander pasti udah nunggu,” Mama tersenyum
sambil mendorong gue ke arah pintu kamar.
Gue
balik lagi ke depan kaca untuk terakhir kalinya.
Gue
cuma mau memastikan penampilan gue udah bener apa belum.
Dress
warna biru dongker selutut yang bagian bawahnya mengembang dan pita di kedua
lengannya, heels setinggi 7 cm warna hitam, terus rambut wavy gue dikepang di
kanan dan kiri lalu disatuin ke belakang.
Oke
kita berangkat!
Gue
melihat Vander di ruang tamu. Anjir, dia kece banget make tux gitu.
“Tante,
Kak Frey, Vander bawa Crystal ke prom ya. Ngga tau deh bakal balik jam berapa. Tau
sendiri kan kalo prom acaranya bakal sampe malem,” Vander terkekeh dan gue cuma
bisa cengo.
Dia
minta izin nyantai banget!
“Haha,
tante juga pernah muda kok. Yaudah, jagain Crystal baik-baik ya. Awas aja kalo
Crystal sampe lecet, tante samperin kamu ke rumah!”
Vander
mengangguk dan memeluk pinggang gue. “Aku pergi dulu ya, tan, Kak Frey. Bye”
Vander
membukakan pintu mobil, “Silahkan masuk, princess”
Gue
tertawa, “Alay lu. But,thanks”
Vander
pun mengitari mobil dan masuk ke dalam mobil. Dia menyetir dengan tenang.
Let’s
have fun this night. Feeling ngga enak, pergilah kau hari ini!
***
Hall
sekolah udah didekor sedemikian rupa untuk acara prom night. Desainnya bener-bener
harus diacungi jempol.
“Crystal!
Lu cantik banget hari ini!” Lilian datang menghampiri gue dan langsung memeluk
gue. “Cie yang dateng sama Vander. Perfect couple, iceboy sama icegirl!”
Gue
tertawa mendengar celetukan Lilian. Gue mengedarkan pandangan ke seluruh
penjuru hall ini. Gue ngerasa dipojokan hall ada yang ngawasin gerak-gerik gue.
“Lu
kenapa, Stal?”
Gue
menggeleng. “Cuma ngerasa kayak ada yang ngeliatin kita di pojokan hall ini”
Vander
menggenggam tangan gue, “Everything’s will be alright, Stal”
Gue
cuma tersenyum tipis. Perasaan gue bilang semuanya ngga akan baik-baik aja.
“Puncak
acara kita malam ini. Slow dance! Silahkan berdansa dengan pasangannya and have
fun!” suara MC mulai tergantikan sama alunan instrument lagu Thousand Years.
Vander
menundukkan badannya hingga matanya bertatapan dengan mata gue. “Can I have
this dance?”
Gue
mengangguk.
Vander
melingkarkan tangannya di pinggang gue dan gue melingkarkan tangan gue di leher
Vander.
Vander
mendekatkan wajahnya ke telinga gue, “I love you since yesterday, today, and
tomorrow”
Pipi
gue menghangat. Tanpa kendali, tiba-tiba gue nyium pipi Vander, “I love you too”
Feeling
gue makin ngga enak. Gue ngerasa, ini terakhir kalinya gue deket sama Vander.
Musnahlah
hey feeling ngga enak dan pikiran negatif!
***
Acara
prom night beres tepat jam 12 malam. Gue sama Vander dinobatkan sebagai prom
queen dan prom king.
Gila.
Mereka bilang gue sama Vander itu pasangan paling sensasional karena kita
berdua dijuluki dengan icegirl dan iceboy.
Sekarang
gue lagi jalan bareng Vander ke parkiran. Kita emang ngga parkir di parkiran
sekolah karena penuh, jadi kita parkir di café deket sekolah.
Ini
jam 12 malem, jalanan udah sepi banget dan jujur gue parno banget.
Gue
ngeliat di kejauhan ada 5 orang yang lagi ngeliat ke arah kita. Anjir gue
parno!
“Van..
Lewat jalan lain yuk. Gue..ngeliat di depan ada 5 orang yang lagi ngeliatin
kita,” gue menarik tangan Vander.
Vander
tersenyum. “Ada gue, Stal. Gue bakal jagain lu”
5
orang itu datang mendekat. Gue makin takut dan mendekatkan diri ke Vander.
Vander mengeratkan genggaman tangannya.
5
orang itu sekarang udah berdiri dihadapan gue dan Vander. Mukanya serem semua
cuy.
“Eh
ada cewek cantik nih. Enaknya diapain ya?” salah satu dari 5 orang itu
memandang gue dengan pandangan melecehkan.
Anjir.
Lu kira gue cewek apaan?!
“Jaga
omongan lu. Hadapin gue dulu baru lu boleh macem-macem sama dia,” Vander
ngejawab dengan nada dingin.
Gue
merinding sendiri ngedenger jawaban Vander. Serem gils.
“Berani
banget lu nantangin kita. Bocah aja belagu. Serang!” salah satu dari 5 orang
itu mulai memukul Vander. Gue cuma bisa meringkuk di pojokan ngeliat kejadian
itu.
Gue
cuma bisa berdoa biar Vander bisa menang lawan 5 orang itu. Keringet dingin
mulai muncul dan gue udah gemeteran banget.
Tiba-tiba
sebuah tangan menangkup wajah gue. Gue mendongak dan mendapati Vander lagi
tersenyum.
“Semuanya
baik-baik aja kok, Stal”
Gue
tersenyum tapi senyum itu langsung pudar saat ngeliat salah seorang yang tadi
ngelawan Vander membawa pisau dan mendekat ke arah Vander.
“VANDER
AWAS!”
Semuanya
terlambat. Teriakan gue ngga kalah cepat dari tangan penusuk itu.
--------------------------------------------------
Author's Note:
Gue tau ini gantung banget. jangan bunuh gue plis.
No comments:
Post a Comment